Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja dosen beraktivitas diluar kampus, khususnya di kampus yang berada di peringkat 100 besar dunia (QS Top 100), Eli Hendrik Sanjaya, Ph.D., Kepala Pusat Sains dan Rekayasa di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UM, baru saja menyelesaikan program Research Staff Exchange di Tohoku University, Jepang. Program ini adalah bagian dari inisiatif World Class University (WCU) UM dan berlangsung dari 7 hingga 14 Mei 2024. Tohoku University adalah salah satu universitas terkemuka di Jepang yang termasuk dalam QS Top 100 by Subject.

Selama di Jepang, Dr. Sanjaya, seorang dosen yang sehari-hari sebagai juga sebagai staff pengajar di Departemen Kimia dan juga Prodi Bioteknologi Universitas Negeri Malang (UM) melakukan tiga kegiatan utama, yaitu kuliah tamu, diskusi penulisan paper Bersama, dan pembahasan tentang riset kolaborasi. Pertama, memberikan kuliah tamu untuk mahasiswa S1, S2, dan S3 serta staff dosen di Environmental Protection Laboratory. Kedua, berdiskusi tentang penulisan makalah untuk publikasi Bersama tentang pengolahan limbah cair dari restaurant menggunakan Teknik bioremediasi. Ketiga, membahas kolaborasi riset dan kerjasama lainnya. Selain itu, Dr. Sanjaya juga mengikuti tour laboratorium dan mengunjungi fasilitas pengolahan limbah di Kota Sendai.

Para peserta kuliah tamu sangat antusias dan aktif dalam sesi diskusi. Selain ada mahasiswa yang bertanya, juga ada masukan-masukan dari Profesor Yu-You Li untuk penelitian lanjutan. Prof. Yu-You Li, Ketua Environmental Protection Laboratory di Tohoku University, juga menyatakan siap untuk melakukan riset dan publikasi bersama serta membuka peluang untuk program student exchange. Prof. Li, yang memiliki h-indeks Scopus 71, berencana untuk mengunjungi UM tahun depan sebelum masa pensiunnya untuk memberikan kuliah tamu, FGD, dan menjadi pembicara utama di konferensi internasional.

Dalam program Research Staff Exchange ini, Dr. Sanjaya juga berkesempatan untuk melaksanakan kegiatan lapangan di sebuah perusahaan swasta yang mengolah limbah makanan melalui proses anaerobic digestion untuk menghasilkan biogas dan pupuk kompos. Perusahaan ini Bernama J-Nex, mengolah limbah makanan menjadi biogas, kemudian biogasnya digunakan sebagai bahan bakar pembuatan energi listrik. Sludge hasil anaerobic digestion diolah menjadi pupuk kompos. Sedangkan air effluentnya diolah lebih lanjut menggunakan proses nitrifikasi dan denitrifikasi sebelum nantinya air dialirkan ke saluran air ke pusat pengolahan air limbah terpusat milik pemerintah.

Dr. Sanjaya menyatakan bahwa pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh selama program ini akan sangat berguna untuk dibagikan baik kepada mahasiswa maupun kolega yang ada di Indonesia, khususnya di UM.