Desa Toyomarto Singosari menjadi mitra program pengabdian Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Eli Hendrik Sanjaya, M.Si., Ph. D bersama rekan tim dosennya yaitu (1) Prof. Dr. suharti, M. Si, (2) Mieke Alvionita, M. Si. Berkolaborasi bersama tim mahasiswa yaitu Mohamad Febby Setyawan, Alpin Lepong Bulan dan Siti Nafisa. Dalam pengabdian kepada masyarakat ini akan dilakukan serangkaian kegiatan, antara lain (1) koordinasi bersama mitra, (2) pengambilan sampel air didesa Toyomarto, (3) pengujian kualitas air di Laboratorium Kimia Universitas Negeri Malang, dan (4) deseminasi hasil analisis dan pembahasan rencana tindak lanjut.
Kegiatan ini berawal dari kegiatan Ngaji Lingkungan pada tahun 2023 di desa Toyomarto, Singosari yang membahas adanya TPA Ilegal di desa tersebut. Dengan adanya TPA tersebut tentunya dapat membahayakan lingkungan dan masyarakat sekitar, terutama kualitas air di sekitarnya. Pada Hari Senin, 22 Juli 2024 pagi hingga siang dilaksanakan Forum Group Disccussion (FGD) Pertama dengan topik bahasan penentuan lokasi titik pengambilan sampel air yang akan diuji kualitasnya.
Acara tersebut dihadiri oleh seluruh perangkat desa Toyomarto, yaitu Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan seluruh Kepala Dusun. Selain itu, juga dihadiri seluruh pengurus Bank Sampah yang ada di desa Toyomarto. Pada kesempatan ini, terdapat dua narasumber, yaitu Bapak Sugeng Widodo dan Komunitas Kaliku dan Gus Fathul Ulum dari Wonosantri. Sugeng Widodo dari Kaliku mengatakan “Komposisi sampah terdiri dari 80% sampah organik dan 20% sampah anorganik”. Sehingga dari pernyataan tersebut perlunya pengolahan sampah organik untuk mencegah terjadinya gunung sampah di TPA yang nantinya akan berdampak buruk terhadap kualitas air di desa tersebut. Dan bapak Sugeng Widodo juga mengatakan “salah satu cara mengatasai hal tersebut yakni adanya teknologi tepat guna”. Sehingga dari koordinasi tersebut akan diadakan teknologi tepat guna untuk mengolah sampah organik didesa Toyomarto. Poin penting yang disampaikan oleh Gus Ulum adalah bahwa air mungkin saat ini kita merasa tidak penting karena selama ini setiap hari dengan mudah dpat menemukan air bersih dan tidak pernah ada masalah dengan air bersih. Namun suatu saat akan merasakan pentingnya air Ketika sudah jarang ketemu air bersih.
Saat kegiatan diskusi, salah satu Kepala Dusun yang ketempatan TPA tersebut menjelaskan bahwa sampah yang dibuang ke TPA tersebut tidak hanya dari desa toyomarto, namun banyak dari luar desa dan bahkan dulu sempat ada yang dari Kota Batu. Permasalahan TPA ini memang cukup kompleks, sehingga perlu Kerjasama dari berbagai pihak terkait untuk mencari solusinya.
Berdasarkan hasil FGD tersebut, telah ditentukan 6 dusun pengambilan sampel untuk uji kualitas air. 6 dusun tersebut diantaranya didusun Petung Wulung, Bodean Pucuk, Glatik, Sumber Awan, Bodean Krajan, dan Wonoasri. Setiap dusun diambil 3 titik, sehingga didapatkan 18 titik pengambilan sampel. Sampel air yang dambil berasal dara beberapa macam sumber, yaitu sumur serapan, sumur bor dan mata air. Selain itu, juga akan diambil sampel air di sungai yang terkena dampak dari aliran cairan dari TPA Toyomarto. Pada sungai ini akan diambil 3 titik, yaitu sungai sebelum melewati saluran air TPA, titik saluran air TPA dan setelah TPA. Sampel tersebut akan dilakukan uji kualitas air di Laboratorium Kimia dan Laboratorium Terpadu Universitas Negeri Malang yang nantinya hasil uji tersebut akan diserahkan kepada pihak desa Toyomarto Singosari Malang untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Perlu diketahui Bersama bahwa kegiatan pengabdian dengan judul Analisis Kualitas Air di Sekitar TPA illegal di desa Toyomarto, Singosari, Kab. Malang ini dapat mendukung tercapainya beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), diantaranya adalah SDG no. 3 (Good Health and Well Being) dan SDG no. 6 (Clean Water and Sanitation).